Sunday, 4 December 2011

SEJARAH KEKALAHAN KUMPENI BELANDA DI NANGGULAN, KULON PROGO

Keletakan
Makam Kapten Hermanus Van Ingen terletak di Dusun Jatingarang Kidul (Kauman), Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo, Propinsi DIY. Jika dari arah Yogyakarta, lokasi ini dapat dicapai melalui Jl. Diponegoro (barat Tugu) ke arah barat-lurus hingga melewati Pasar Godean-ke barat menyeberang Sungai Progo. Sesudah sampai di perempatan Nanggulan ambil jalan ke arah kiri (selatan). Pada jarak sekitar 400 meter dari perempatan ini akan ditemukan kompleks makam di Dusun Jatingarang Kidul pada sisi barat jalan. Pada kompleks makam inilah akan kita temukan nisan dari Kapten Hermanus Van Ingen.
Data Fisik
Makam atau nisan Hermanus van Ingen berada di kompleks makam umum/ kampung Jatingarang kidul. Di kompleks makam ini kecuali nisan Kapten Hermanus van Ingen juga terdapat nisan-nisan lain di sisi kanan kirinya yang menurut sumber setempat merupakannisan dari kuda-kuda kesayangan Kapten Hermanus van Ingen.
Makam ini memiliki prasasti berbahasa Belanda yang ditakikkan di atas permukaan lempengan batu andesit. Sayangnya, tulisan dalam prasasti tersebut sekarang sudah sangat sulit dibaca secara utuh. Akan tetapi ada selarik tulisan yang masih cukup jelas berbunyi Hier Onder Rust ‘di sini beristirahat’ Onkh Hermanus Olkert Van Ingen.
Nisan Van Ingen ini berbentuk persegi dalam bangunan menyerupai balok tembok dengan ukuran panjang 166 Cm, tinggi 100 Cm, dan lebar 142 Cm. Sedangkan kenampakan prasasti Van Ingen berukuran panjang 62 Cm, lebar 40 Cm. Sedang ketebalan prasasti ini tidak bisa diketahui karena prasasti tersebut tertanam di dalam tembok.
Latar Belakang
Perang Jawa/Perang Diponegoro/de Java Oorlog pecah tanggal 20 Juli 1825. Perang ini berlangsung selama 5 tahun dan sempat membuat pemerintah Negeri Belanda diliputi kecemasan yang luar biasa. Keuangan Belanda bisa dikatakan hampir bangkrut, tenaga militer kurang, dan banyak jatuh korban.
Siasat gerilya yang diterapkan Pangeran Diponegoro dengan pasukannya waktu itu hampir tidak bisa ditandingi. Belanda dibuat pontang-panting oleh pergerakan pasukan lawan yang sangat mobil dan militansi yang sangat kuat. Untuk memotong dan membendung jalur-jalur mobilitas itu Belanda menerapkan strategi perang yang terkenal dengan nama benteng stelsel. Benteng stelsel ini sangat efektif untuk untuk menguasai dan mengontrol daerah-daerah di sekitar benteng; mencegah mobilitas dan perhubungan pasukan rakyat pimpinanPangeran Diponegoro; memadamkan benih perlawanan rakyat di sekitar benteng; mengurung pergerakan pasukan Pangeran Diponegoro.
Seperti biasa, Belanda mengetrapkan politik licik dan rendahnya yakni, devide et impera-nya. Banyak keluarga raja-raja Jawa baik dari Kasultanan, Kasunanan, Paku Alaman, dan Mangkunegaran yang dibujuk rayu dan direkrut untuk membantu Belanda dengan banyak iming-iming. Mulai dari kedudukan, gelar, hadiah material (kain, emas, minuman keras), dan uang. Akibatnya mereka pun saling bunuh dengan pasukan Pangeran Diponegoro.
Strategi benteng stelsel ini mengakibatkan benteng-benteng atau pos pertahanan Belanda dibangun di banyak tempat. Tidak kurang dari 200-an benteng yang dibangun Belanda di Jawa, khususnya Jawa Tengah-Yogyakarta-Surakarta sehingga seolah-olah Belanda menaburkan benteng di tanah Jawa. Benteng-benteng itu di antaranya dibuat di Bantul, Brosot, Puluwatu, Kejiwan, Telagapinian, Delanggu, Pasar Gede, Kemulaka, Trayem, Jatianom, Delanggu, Pijenan, Tegalwaru, Beliga, tepian Sungai Bedog, Kanigoro, Mangir, Grogol, Brosot, Danalaya, Grobyak, dan sebagainya.
Salah satu benteng Belanda dibuat pula di Nanggulan, Kulon Progo. Hanya saja benteng Belanda di Nanggulan ini tidak aman dari serbuan pengikut Pangeran Diponegoro. Pada tanggal 20 Desember 1828 benteng di Nanggulan ini diserbu pasukan Pangeran Diponegoro yang dikepalai oleh Alibasyah Sentot Prawirodirdjo. Penyerbuan itu diulanginya lagi padatanggal 28 Desember 1828. Penyerangan yang kedua ini mengakibatkan pertempuran sengit. Berpuluh-puluh orang tewas di pihak Belanda bersama sekutunya maupun di pihak pasukan penyerang. Bahkan salah seorang perwira Belanda yang bernama Kapten Hermanus Van Ingen tewas dalam peperangan ini. Pangeran Prangwadana yang membantu Belanda waktu itu juga tewas di tempat itu.
Nama Nanggulan diduga berasal dari kata nanggul atau nanggulangi yang berarti membentengi/menghalangi. Semula diduga ada benteng pertahanan buatan pasukan Pangeran Diponegoro. Kemudian dihancurkan oleh Belanda. Pada gilirannya benteng itu diserbu pasukan Pangeran Diponegoro di bawah Sentot Prawirodirdjo. Berdasarkan hal itulah kemudian muncul nama Nanggulan seperti yang kita kenal sekarang ini.

Kampung Kauman

SORE hari suasana Ramadan di Kampung Kauman, Desa Jatisrono, Kecamatan Nanggulan, Kulon Progo, begitu ramai. Terutama dengan adanya pasar tiban yang hanya terjadi di saat bulan Ramadan dan di sore hari saja.

Puluhan orang berkumpul di sekitar salah satu simpang empat Jalan Nanggulan-Wates yang melewati kampung itu. Dikenal dengan simpang empat Kauman, hanya beberapa meter sebelah barat Kantor Kecamatan Nanggulan.

Aneka menu makanan dan minuman untuk berbuka bisa dengan mudah didapat di pasar yang mulai ramai pukul 15.00 WIB itu. Dari minuman es buah, dawet, kolak, hingga aneka makanan seperti bakmi dan pecel ada di pasar itu. Tak ketinggalan, lauk seperti rendang, ikan, maupun sate pun ada. Atau sekedar ingin membeli menu ringan untuk berbuka, aneka gorengan tersedia pula. Ada lagi satu menu berbuka yang khas di daerah itu, yakni binggel dan geblek yang terbuat dari ketela.

"Sudah tradisi, berbuka kalau belum bakmi sama binggel masih kurang. Belinya ya di pasar Ramadan Kauman ini," ungkap Ariyadi (50), salah seorang warga sekitar sembari membeli binggel, beberapa hari lalu.

Dari cerita warga, pasar Ramadan di Kampung Kauman itu telah ada sejak sekitar 30 tahun lalu. Awalnya hanya tiga warga saja yang menjajakan menu berbuka puasa di tempat itu. Namun lambat laun, dari tahun ke tahun, jumlah warga yang menjajakan aneka menu makanan dan minuman semakin bertambah.

"Sejak saya kecil sudah ada. Setiap bulan puasa saya bantu ibu berjualan di sini," kata Juminah (33) salah satu pedagang yang juga warga sekitar.

Setiap sore di bulan Ramadan, para penjual yang kebanyakan merupakan warga sekitar, sudah mulai menata barang dagangannya pukul 14.30 WIB. Semakin sore pasar itu semakin ramai, selain penjualnya telah lengkap, warga pun berbondong-bondong silih berganti datang untuk membeli menu berbuka. Dari orang tua hingga remaja dan anak-anak tampak berbaur di pasar Ramadan Kampung Kauman itu. Pasar itu mulai sepi pukul 17.00 WIB menjelang waktu berbuka.

Lokasi pasar Ramadan itu juga istimewa, karena terletak di pinggir jalan menuju ke Masjid Jami’ Kauman. Sebagian warga menyebut, masjid itu merupakan masjid Kasultanan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan dibangun di atas tanah milik Kraton. Di sekitar masjid itu juga berdiri sebuah pondok pesantren bernama Al Miftah.

"Hampir setiap tahun Sultan datang ke sini. Setiap acara tasyakuran pondok pesantren malam tanggal 19 Sya’ban atau sepuluh hari sebelum bulan puasa. Tapi kalau Sya’ban kemarin Sultan tidak hardir," ungkap Juminah.

Ya, meski telah ada sejak 30 tahun lalu, pasar itu belum begitu banyak dikenal masyarakat di luar Kulon Progo. Bahkan, mungkin sebagian warga Kulon Progo pun juga belum mengetahui keberadaan pasar yang memberi nuansa khas di bulan Ramadan ini.





"Yang datang ke sini, selain warga sekitar sini ada juga dari kecamatan tetangga. Tapi kalau yang dari luar daerah khusus datang ke sini sepertinya jarang," imbuh Sarikem (55) warga lainnya yang juga berjualan menu berbuka.

manusia terKadang salah memahami kata Sempurna

Manusia adalah Zat yang paling sempurna tercipta di muka bumi ini.., arti sempurna adalah tidak kurang dan tidak lebih.., kelebihan itu adalah Malaikat dan kekurangan itu adalah seitan dan Tuhan menciptakan manusia untuk menempati Bumi adalah juga planet paling sempurna dari sekian golongan tatasurya.., tidak kurang seperti Mars dan tidak lebih seperti Yupiter.
Tuhan menciptakan 2 yang berbeda karena untuk keseimbangan.., siang dan malam, matahari dan bulan, lelaki dan wanita, air dan api dan semua berada di Bumi agar perbedaan itu bisa menyatu dengan rasa sempurna.., 
Bahwa akuilah kita semua adalah manusia sempurna dan jangan mengeluh "bahwa tidak ada manusia paling sempurna di muka bumi ini" <<-- anggapan ini adalah salah dan terlalu merendah.., bahwa sesungguhnya Tuhan tidak menyukai makhluknya untuk merendahSempurna adalah pas-pasan.., tidak cantik tidak ganteng tidak jelek dan tidak buruk, tidak kaya juga tidak miskin dan kondisinya adalah pas di tengah dan itulah dinamakan hidup sempurna 
Jika anda mengeluh miskin kekurangan cobalah untuk melihat si kaya apakah ada kebahagiaan disana
Jika anda merasa kaya dan merasa kesepian maka lihatlah hartamu dan membaurlah dengan membagikannya dengan si miskin
dan kelak jika kalian menyatu disaat seperti itulah rasa sempurna itu ada
Bagaimana menurut versi anda?? apakan anda mampu untuk menjadi manusia yang sempurna??.., maka lihatlah diri anda sendiri sudah mampukah untuk menghindari keluhan, mensyukuri nikmat, dan menanggalkan kesombongan ?