1. di daerah cacaban ada makam simbah kiyai tuk songo ,
2. dan di sekitar daerah trasan makam raden senthot alibasah prawiro dirjo
3. makam kyai nur muhammad di daerah ngadirejo, dekat lapangan tembak.
4. makam syekh subakir di daerah gunung tidar.

Makam2x sekitar Jogja – Magelang antara lain :
1. Astana Imogiri, makam Sultan Agung.
2. Astana Kuta Gede, makam Panembahan Senopati.
3. Astana Wotgaleh, makam Panembahan Puroboyo.
4. Makam nDoro Purbo di Semaki.
5. Makam Kyai Mangleng di Semaki.
6. Makam Syekh Mojoagung di THR Purawisata.
7. Makam Hastarengga.
8. Makam Pringgoloyo.
9. Makam Kyai Ageng Karang Lo di dekat pasar Kota Gede.
10. Makam Patih Singoranu, dekat masjid Nitikan, kota Gede.
11. Makam Nyai Ageng Drepoyudo di Kuncen.
12. Makam nDoro Harimurti di Kuncen.
13. Makam Gusti Puger di Tawangsari.
14. Makam Giriloyo.
15. Makam Banyusumurup.
16. Makam Gunung Kelir.
17. Makam Roro Mendut di Gandhu, desa Sitimulyo, Piyungan.
18. Makam Kyai Nur Iman di Mlangi (saudara seayah dari HB 1, PB II, ayahnya MN I)
19. Makam Kyai Ageng Mangir di Sorolaten, Sidokerto, Godean, Sleman.
20. Makam kyai Ageng Prawirorejoso di Pengklik, Maduretno, Prambanan.
21. Makam kyai Tanjung di Plosokuning.
22. Makam Bondan Kejawan di Gejawan, Gamping.
23. Makam Panembahan Bodho di Makam Sewu, Bantul.
24. Malam Kyai Ageng Wonolelo di Ngemplak, Sleman.
25. Makam Syeh jumadil kubro di Turgo, Merapi.
26. Makam Nyai Ageng Karang Lo di Taji, Prambanan.
27. Makam Sunan Geseng di Jolosutro, Piyungan.
28. Makam Datuk Palembang di Prambanan.
29. Makam Syekh Bela belu di Parangtritis.
30. Makam Syekh Maulana Magribi di Parangkusumo.
31. Makam Kyai Barat Ketigo, di bukit Sentono, Parangtritis.
32. Makam Ki Ageng Selo Hening di timur laut gunung Sentono, Parangtritis.
33. Makam Pangeran Panggung, di desa Lendah, Kulonprogo.
34. Makam Kyai Landhoh di Jatirejo, Kulonprogo.
35. Makam Giri Gondo, makam raja raja Puro Pakualaman.
36. Makam Nyi Ageng Serang di dusun Beku, Kulonprogo

Perjalanan gw dan kawan”ziarah ke makam para wali..d area yogyakarta akhir nya terlaksana ...dan menyimpan crita yg tak terlupakan

Rencana jam 20.00 tapi namanya org indonesia pasti jam karet,akhirnya kami putuskan brangkat jam 21.30,,.dari desa kauman nanggulan kulon progo,gw d bonceng arifin naik motor honda 500 cc hahhahahahah.......gw brangkat 7 motor dari kauman ,d perjalanan gw ,awalnya berjalan mulus ....tanpa hambatan ????target pertama gw ziarah ke makam kyai bagus khazantuko.(d area godean)...jam 22.20...di pimpin “tholib” (ustad muda dari kauman,nanggulan )...kurang lebih kami 39 mnit d makam.........setelah selesai kami berangkat kemakam kyai nur iman.(mlangi ,nogotirto,sleman)..kurang lebih jarak dari gode’an 10 km.

Tanpak terlihat pemugaran  mesjid di area makam kyai nur iman,dirubah sperti zaman kraton ......suasana terlihat berantakan d karenakan ada nya proyek pemugaran,tapi smua ini tdk menyurutkan niat kami utk ziarah,,dan akhirnya di dalam keheningan suasana makam kami dapat melaksanakan ziarah dengan khidmat..tapi ada sedikit masalah, terjadinya kecelakaan kecil...anak dari salah seorang teman kami kejedug palang “jduerrrrrrr.....!!!!! asuuu..!!’’ucapnya keceplosan.. haa haa haaaaa suasana menjadi “ger-ger an” (bahasa jawa)...setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan.....tapi sebelumnya kami yang tadinya berangkat 7 motor susut menjadi 6 motor dikarenakan salah seorang teman sakit....(udah muncul 1 kesialan)

        Kami mlanjutkan ke target berikutnya kemakam (ndoro sayid ali bin abdulah) atau julukanya bafaqih.atau juga julukanya makam bulan..kami tiba jam 00.00...sperti biasa kita parkir motor pas d dpan pintu makam ,suasana sbelum kemakam memang sdikit sunyi tapi menengangkan,..kami masuk lewat pintu barat makam.kami slalu ucap salam sbelum masuk ke area makam....terlihat indah bagus makam nya ....keramiknya bagaikan kaca......kami mulai membaca do,a......kurang lebih 15 mnit.....kami slesai .....dan begegas kembali mengunjungi makam slanjutnya .....tapi ada kawan kami d ganggu oleh penunngu makam ,......tapi smua itu hanya biasa bagi kami

        Slanjutnya kami menuju ke makam R.santri dan makam sampai makam jam 02.10...terlihat keindahan gunung pring...dari pertama kami masuk di sambut bangunan model kraton mataram ,terlihat beribu ribu ank tangga yg sdah menunggu....kita ........aroma hutan yg lebat membuat dinggin menusuk jiwa ........sperti biasanya slalu ucaP SALAM,kami smpat istirahat d atas

Sandaldarimasjid kali bawang

(Santri kauman )

.....karna terlalu bnyak tangga yg kami lalaui..stelah istirahat kami langsung lanjutkan ziarah ke makam, karna waktu dan ke lelahan bnyak sbagian dari kami ada yg tertidur karna lelah dlam perjalanan,...setelah smuanya selesai kami spakat menuju kantin /koperasi d area makam ......langsung tanoa komando kami langsung pesan indomie,kopi,teh.....ada juga yg pesan kopi kuning (namanya juga azis) slalu mnta yg aneh”......smbil canda tawa kami crita panjang lebar tanpa terasa wktu jam 03.00,kami spakat otw kauman nanggulan ,kulon progo....ada teman kami yg plang duluan d karenakan ada keperluan,,,saat menurunkan tangga ada tman kami  ketinggalan jubah nya ...di area koperasi,akhirnya dia kmbALI D ANTER TMAN KAMi ...ternyata hujan mulai turun dari langit ke darat,kami tetap melanjutkan pulang walau hujan tdk terlalu deras,tman ‘ kami smuanya naik motor hebat,cepat,kencang,,,,,tapi motor kami hnya honda bobrok yg cc nya melebihi yg lainya ...aduhhhhhhhh nasibbbbbb

Smuanya melaJU duluan tanpa mandang kami yg ada d blakang .tuham maha adil akhirnya hujan turun deras dan lebat d area kali bawang ,di situ kami berhenti dan berteduh d masjid ,kami smuanya bergegas istirahat dan tdr sejenak ......tman kami slalu ngebanyolllll trus jadinya ngantuk hlang.........stelah tdr kami d bngunkan karna wktunya azan subuh ......smuanya lari ambil langkah seribu karna dngar suara azan ........kocar kacir, .....menurut pemerintah ,,,,puasa jatuh hari rabu tapi d area masjid puasa hari selasa .....kami tetap ngerokok d dpan masjid........hahahhahaha.....setelah sholat subuh ....kami lanjutkan perjalanan tapi ohhhhhhh ternyata motor bobrok yg q naiki kempes ,......tanpa aba”kami lanjutkan tdr lagi d masjid karna tambal ban blom buka.,takterasa wkt smakin cpat berjalan ,,,,jam menunjukan jam 08.00........mata masih ngantuk d obrakkkkkkk suruh pulang ,,,,,ternyata tman kami yg plang smalam ketemu lagi d jalan .dia mencari dopt nya yg hlang.....nasibbbbbb.,....pas nambal ban kami tdk terasa bahwa sndal yg kami pakai beda dgn yg sebelahnya,,,,,,,,,perut laper...kami mampir ke kenteng beli makan kupat tahu.......

Nanti gw sambung lagi yach soalnya gw ....mau.......ke toilet dulu hahahahahahahahahahha

Bacaan Surat Fatiĥah yang menjadi salah satu rukun dalam shalat juga ditampilkan bahkan disertai dengan penafsirannya. 

Diantara penafsiran itu adalah kata bismillah dimaknai dengan “ingsun amet barekat lawan namaning Pangeran” (aku mencari barokah dengan nama Allah). Alhamdulillah dimaknai “Tuwan oleh puji” (Tuwan mendapatkan puji). Rabbi’l ‘alamina ditafsirkan “Tuwan kang angraksa alam kabeh, kang aweh nugraha ing kawula kabeh kang pangabekti awedi ing Pangeran” (Engkau adalah pemelihara seluruh alam, yang memberi anugerah kepada semua hamba yang berbakti dan takut kepada Pangeran(Allah)). Al-Rahman dimaknai “amurah ring dunya” (bersifat Murah di dunia) dan Al-Rahim ditafsirkan “Tuwan asih ring akerat, kang mukmin lanang lan wadon” (Engkau mengasihi Mukmin laki-laki dan perempuan di akhirat). Maliki yawmi’l-din dimaknai “Tuwan ratuning dina kiyamat, kang angukumaken kabeh” (Engkau adalah penguasa hari kiamat, yang mengadili semua).

Selanjutnya Iyyaka na’budu ditafsirkan dengan makna “Tuwan kang sinembah sekehing alam kabeh” (Engkaulah yang disembah seluruh alam) dan iyyaka nasta’-inu dengan tafsiran “Tuwan amba jaluki tulung” (kepada Engkaulah hamba meminta pertolongan). Ihdinal’ l-sirat’ al-mustaqima dengan makna “teguhna amba jaluki dadalan wot siratal mustakim, lawan tetepna” (teguhkanlah hamba meminta di jalan jembatan siratal mustaqim (jalan yang lurus), dan tetapkanlah aku). Siratal ‘lladhina an-‘amta ‘alaihim dengan “den … dalane wong kang wus den wehi pakenak ika, kaya kang tuwna nugraha ika, kaya para nabi para wali ika, kaya wong aperang sabil ika” (tetapkan dijalan orang yang telah Engkau anugerahi nikmat, seperti halnya jalan jalan orang yang telah Engkau beri karunia seperti para Nabi dan Wali-Mu, seperti jalan orang-orang yang telah berperang sabilillah).

Dalam menafsirkan Surat Al Fatihah, Lontar Ferrara juga mengingatkan agar kaum muslim termasuk di Jawa jangan sampai berperilaku menyerupai kaum Yahudi dan Nashrani (Kristen). Mereka selalu diingatkan agar tidak menjadi orang yang dimurkai (sebagaimana Yahudi) dan tersesat (sebagaimana Nashrani). Ayat yang berbunyi “Ghairil ‘l maghdubi ‘alaihim” ditafsirkan “sampun Tuwan wehi pupurik kaya ing Yahudi Nashrani ika“ (Jangan Engkau beri kemurkaan sebagaimana orang Yahudi dan Nashrani itu). “Wa-la’l-dhallina” ditafsirkan “sampun Tuwan sasaraken ing marga kang ora bener, kaumira baginda Isa ing mami; tegese ikulah amba teda ing Tuwan” (Janganlah Engkau sesatkan aku di jalan yang keliru sebagaimana kaum Nabi Isa, itulah yang hamba minta kepada Engkau).

Penafsiran bahwa bagian akhir Surat Al Fatihah tersebut berbicara tentang kaum Yahudi dan Nashara merupakan penafsiran yang disepakati oleh ulama tafsir. Kesepakatannya adalah “Orang-orang Yahudi adalah mereka yang dimurkai dan orang-orang Nashrani adalah orang-orang yang sesat”. Tafsir Ibnu Katsir menunjukkan Ibnu Hatim berpendapat bahwa ia belum pernah menemukan ada perselisihan di kalangan ulama dalam menafsirkan ayat tersebut. Hal ini didasarkan hadits-hadits dari Rasulullah diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan dari Hammad ibnu Salamah dari Sammak, dari Murri Ibnu Qatri dari Addi Ibnu Hatim sebagai berikut:

“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. tentang pekataan-Nya “Bukan jalan orang-orang yang dimurkai”, lalu beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang Yahudi”. Dan tentang perkataan-Nya “Dan bukan pula jalan-jalan orang yang sesat”. Beliau menjawab: “Orang-orang Nashrani adalah orang-orang yang sesat”.

G.W.J. Drewes, ahli javanologi Belanda, menilai bahwa Surat Al Fatiĥah dalam Lontar Ferrara tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Jawa dengan menggunakan paradigma atau visi mistis. Tidak jelas alasan Drewes beranggapan demikian. Nampaknya ia memang kurang memahami bahwa Surat Al Fatiĥah tersebut telah ditafsirkan dengan menggunakan model tafsir yang lebih dekat dengan penafsiran mu’tabar dalam tradisi Islam. Sedikit kekeliruan mungkin terjadi tetapi nampaknya bukan hal yang fatal