Sunday, 6 March 2016

PENGEJAWANTAHAN DIRI TUHAN SELF embodiment LORD

 Diri kita yg doif -tnpa adanya DZAT TUHAN ,adalah FAHUWA MAYYITUN “YAITU BANGKAI YANG BERJALAN DIATAS BUMI INI.
sesungguhnya alam dan seisinya JAGAT KECIL ini ,semuanya ,seluruhnya dalam GENGAMAN TANGAN TUHAN,
kita berpasrah, bersrerah diri kepada-NYA stelah kita berikhtiar dengan perjuangan yg tangguh disertai keimanan .
pencapain segala sesuatu HARUSLAH melalui prosesi ” SABABIYYAH ” yaitu LUMANTAR ( LANTARAN ]/yaitu SYARIAT……. sebelum KITA
melangkah ke HAKIKAT, TARIKAT,dan mencapai MA’RIFAT
pernahkah ??,,anda berfikir setiap saat apa yg anda jalani seperti sekarang
ini adalah kehedak ALLOH SWT semata..?
pernahkah ?? anda bersyukur setiap keluarnya” NAFAS NUFUSMU “selalu bersyukur dg mengingat ALLOH,,dg ber-DZIKRULLOHH ,sedangkan ALLOH senantiasa mengigatmu yg tanpa engkau pinta ??
pernahkah ?? engkau merasa malu,& BERGEGAS bertafakkur diri mencari adanya “NAFAS -NAFUSMU ????
pernahkah ?? anda berfikir nyalanya KOMPUTERMU, ponselmu,yng tersambung.dan menyambungkan. yg tersambung, dengan..dengan yang lainya….
yang juga melalui proses dan diprosesor ke proses yg lain…
sekali lagi .. pernahkah saudara saudaraku tercinta ini, merenungkan bahwa NYAWA ini terkoneksi dengan “DZATULLOH sehingga kita bisa HIDUP.???.SUDAHKAH KITA SHOLATI?? KITA KHOLWATKAN,??KITA UZLAHKAN KITA DZIKIRKAN SAAT INI , [ TIDAK HANYA PADA WAKTU KITA LAKUKAN SEMBAHNYANG 5 WAKT SAJA ?]
mari kita segera bersama sama ” GHOORIKNA BI BAKHRIL WAHDAH FII KULLIN KHALLIN DAA IMAN WAASSYA”AH
[menenggelamkan diri kedalam " SAMODRA MA'RIFATULLOH DIMANAPAUN KITA BERADA ,DI SAAT KONDISI  APAPUN  !!

Satu hal yang selalu saya syukuri dalam hidup ini karena Allah Yang Maha Pemurah berkenan memperkenalkan Kekasih-Nya, seorang Guru Mursyid kepadaku sehingga lewat Beliau saya diizinkan oleh Allah untuk mengenal-Dzat-Nya . Memang sangat sulit menjelaskan hakikat dan makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu sendiri. Padahal hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rasulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari Allah SWT. Hafalan tetaplah hafalan dan itu ter-RECAM di otak yang resolusinya  rendah tidak akan mampu menjangkau hakikat Allah, otak itu baru sedangkan Allah itu adalah Qadim sudah pasti yang Baru tidak akan sampai kepada yang Qadim. Kalau anda cuma belajar dari dalil dan mengharapkan bisa sampai kehadirat Allah dengan dalil yang anda miliki maka saya memberikan garansi kepada anda: PASTI anda tidak akan sampai kehadirat-Nya.

Ketika anda tidak sampai kehadirat-Nya sudah pasti anda sangat heran dengan perilaku orang-orang yang sudah bermakrifat yang bisa mencapai warid dan menjumpai  " sang MAHA KEKASIH "sang Juragan Alam - Alloh SWT  - dan anda menganggap itu sebuah kebohongan dan sudah pasti anda mengumpulkan lagi puluhan bahkan ratusan dalil untuk membantah ucapan para ahli makrifat tersebut dengan dalil yang menurut anda sudah benar, padahal kadangkala dalil yang anda berikan justru sangat mendukung ucapan para Ahli Makrifat cuma sayangnya matahati anda dibutakan oleh hawa nafsu, dalam Al-Qur’an disebut Qatamallahu ‘ala Qulubihum (Tertutup mata hati mereka) itulah hijab yang menghalangi anda menuju Tuhan.
Rasulullah SAW menggambarkan Ilmu hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun” artinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang dibawakan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seorangpun mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa (tidak berzikir kepada Allah)” (H.R. Abu Abdir Rahman As-Salamy)
Di dalam hadist ini jelas ditegaskan menurut kata Nabi bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para Ulama Allah yakni Ulama yang selalu berZikir kepada Allah dengan segala konsekwensinya. Ilmu tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi yakni ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan lain-lain.
Masih ingat kita cerita nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan dalam rumah, kalau rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah ilmu hakikat dan makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ketangan yang tidak berhak.




Penulis Gus imm