Diri kita yg doif -tnpa adanya DZAT TUHAN ,adalah FAHUWA MAYYITUN “YAITU BANGKAI YANG BERJALAN DIATAS BUMI INI.
sesungguhnya alam dan seisinya JAGAT KECIL ini ,semuanya ,seluruhnya dalam GENGAMAN TANGAN TUHAN,
kita berpasrah, bersrerah diri kepada-NYA stelah kita berikhtiar dengan perjuangan yg tangguh disertai keimanan .
pencapain segala sesuatu HARUSLAH melalui prosesi ” SABABIYYAH ” yaitu LUMANTAR ( LANTARAN ]/yaitu SYARIAT……. sebelum KITA
melangkah ke HAKIKAT, TARIKAT,dan mencapai MA’RIFAT
pernahkah ??,,anda berfikir setiap saat apa yg anda jalani seperti sekarang
ini adalah kehedak ALLOH SWT semata..?
pernahkah
?? anda bersyukur setiap keluarnya” NAFAS NUFUSMU “selalu bersyukur dg
mengingat ALLOH,,dg ber-DZIKRULLOHH ,sedangkan ALLOH senantiasa
mengigatmu yg tanpa engkau pinta ??
pernahkah ?? engkau merasa malu,& BERGEGAS bertafakkur diri mencari adanya “NAFAS -NAFUSMU ????
pernahkah
?? anda berfikir nyalanya KOMPUTERMU, ponselmu,yng tersambung.dan
menyambungkan. yg tersambung, dengan..dengan yang lainya….
yang juga melalui proses dan diprosesor ke proses yg lain…
sekali
lagi .. pernahkah saudara saudaraku tercinta ini, merenungkan bahwa
NYAWA ini terkoneksi dengan “DZATULLOH sehingga kita bisa
HIDUP.???.SUDAHKAH KITA SHOLATI?? KITA KHOLWATKAN,??KITA UZLAHKAN KITA
DZIKIRKAN SAAT INI , [ TIDAK HANYA PADA WAKTU KITA LAKUKAN SEMBAHNYANG 5
WAKT SAJA ?]
mari kita segera bersama sama ” GHOORIKNA BI BAKHRIL WAHDAH FII KULLIN KHALLIN DAA IMAN WAASSYA”AH
[menenggelamkan diri kedalam " SAMODRA MA'RIFATULLOH DIMANAPAUN KITA BERADA ,DI SAAT KONDISI APAPUN !!
Satu
hal yang selalu saya syukuri dalam hidup ini karena Allah Yang Maha
Pemurah berkenan memperkenalkan Kekasih-Nya, seorang Guru Mursyid
kepadaku sehingga lewat Beliau saya diizinkan oleh Allah untuk
mengenal-Dzat-Nya . Memang sangat sulit menjelaskan hakikat dan makrifat
kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat
saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak
memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu sendiri. Padahal hakikat dari
Al-Qur’an itu adalah Nur Allah yang tidak berhuruf dan tidak bersuara,
dengan Nur itulah Rasulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa
dari Allah SWT. Hafalan tetaplah hafalan dan itu ter-RECAM di otak yang
resolusinya rendah tidak akan mampu menjangkau hakikat Allah, otak itu
baru sedangkan Allah itu adalah Qadim sudah pasti yang Baru tidak akan
sampai kepada yang Qadim. Kalau anda cuma belajar dari dalil dan
mengharapkan bisa sampai kehadirat Allah dengan dalil yang anda miliki
maka saya memberikan garansi kepada anda: PASTI anda tidak akan sampai
kehadirat-Nya.
Ketika anda tidak sampai kehadirat-Nya
sudah pasti anda sangat heran dengan perilaku orang-orang yang sudah
bermakrifat yang bisa mencapai warid dan menjumpai " sang MAHA KEKASIH
"sang Juragan Alam - Alloh SWT - dan anda menganggap itu sebuah
kebohongan dan sudah pasti anda mengumpulkan lagi puluhan bahkan ratusan
dalil untuk membantah ucapan para ahli makrifat tersebut dengan dalil
yang menurut anda sudah benar, padahal kadangkala dalil yang anda
berikan justru sangat mendukung ucapan para Ahli Makrifat cuma sayangnya
matahati anda dibutakan oleh hawa nafsu, dalam Al-Qur’an disebut
Qatamallahu ‘ala Qulubihum (Tertutup mata hati mereka) itulah hijab yang
menghalangi anda menuju Tuhan.
Rasulullah SAW menggambarkan Ilmu
hakikat dan makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun” artinya “Perhiasan
yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang dibawakan oleh Abu Hurairah
bahwa Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada
yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang
tidak ada seorangpun mengetahui kecuali para Ulama Allah. Ketika mereka
menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang
biasa lupa (tidak berzikir kepada Allah)” (H.R. Abu Abdir Rahman
As-Salamy)
Di dalam hadist ini jelas ditegaskan menurut kata Nabi
bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para
Ulama Allah yakni Ulama yang selalu berZikir kepada Allah dengan segala
konsekwensinya. Ilmu tersebut sangat indah laksana perhiasan dan
tersimpan rapi yakni ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat
amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan lain-lain.
Masih ingat kita
cerita nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka
membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa
emas yang tersimpan dalam rumah, kalau rumah tersebut dibiarkan ambruk
maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah
ilmu hakikat dan makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang
dimaksud adalah ilmu syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi
agar tidak jatuh ketangan yang tidak berhak.
Penulis Gus imm
Labels: bromo, mamah, rivaldo